Postingan

Setengah Ateis

Kembali pada 10 tahun sebelumnya. Athe danurdara adalah seseorang yang religius, tekun pada peraturan agama dan sering beribadah. Terbentuknya sikap terpuji ini adalah hasil dari perjuangan orangtuanya dalam memberikan didikan yang bermutu. Kembali pada 10 tahun sesudahnya, lebih tepatnya sekarang, Ketika seseorang yang kupikir bisa menjadi seorang sahabat normal untuk menemani masa SMA, menceritakan masa lalunya yang bertentangan dengan dirinya yang aku kenal selama ini dan mengatakan bahwa dia adalah seorang agnostik dan menentang hal apapun yang bersifat abstrak. Masalah kecil tidak akan merubah kepribadian seseorang terutama mengenai pandangan terhadap agama, masalah besar bisa. Athe baru saja menceritakan dirinya dimasa lalu yang memberikanku gambaran mengenai perubahan besar pada dirinya akibat dari rintangan yang dia gagal hadapi dalam perjalanan hidupnya.  Setengah atheis bukanlah orang yang tidak beragama melainkan meragukan agama, mereka memiliki kisah dibalik kehendak me...

Hijrah Hendri

Pada suatu hari hiduplah seorang pemuda yang tampan,dan memilki otak jenius.Pria  itu bernama Hendry,Hendry adalah seorang pemuda dengan perawakan yang  tinggi,putih,dan memiliki rupa yang sangat memesona.Tidak aneh lagi bagi seorang  Hendry bila sering digandrungi oleh perempuan-perempuan dimanapun dia berada. Dia terlahir dari keluarga yang sempurna,ayahnya seorang pengusaha yang paling berpengaruh di Asia,ibunya juga seorang pebisnis real-estate yang memiliki ratusan cabang perusahaan dan aset dimana-mana.Dia tinggal di rumah mewah nan megah bak istana.Dia sedari kecil diurus eksklusif oleh orang tuanya karena meskipun seorang yang sibuk tapi masalah anak yang palingutama. Keluarga Hendry adalah keluarga free people atau atheis,mereka tidak mempercayai adanya Tuhan.Oleh karena itu,Hendrypun tidak mempercayainya. Hendry bersekolah di sekolahan elit, ternama dan terbaik di dunia. Dia selalu mendapatkan fasilitas VVIP dimanapun itu. Hendry,seorang pemuda yang bisa dikatak...

Diphylleia Grayi

“Don’t stay in a haram relationship with the intention of making it halal someday. Who  promised you tomorrow?” —Dr. Bilal Philips ----o0o---- Di waktu istirahat dengan cuaca yang amat panas ini, aku dibuat jengah dengan pasangan yang berada tidak jauh dari kursi yang kududuki. Pulpen yang berada dalam genggaman tanganku, kugerakkan di atas sebuah kertas putih kosong dan melampiaskan semua kejengahanku disana. Sehingga tampak sebuah coretan yang sangat abstrak tak beraturan. Alisku  menukik tak suka pada mereka berdua. Terlihat keduanya saling tertawa dan bercanda dengan suara yang cukup keras. Dari ujung mataku, kulihat perempuan yang duduk menyender pada tembok sesekali tertawa dengan suara cemprengnya ketika lawan jenisnya mencubit dan menarik hidungnya. Lagi-lagi aku mendengus pelan saat— tak sengaja— kembali memperhatikan keduanya. Bukan, bukan karena aku merasa iri melihat kemesraan keduanya. Bahkan aku merasa pasangan baru itu alay menurutku. Sebenarnya, yang membuatku ...

MENCARI KEBERKAHAN MUHARAM

Angin berembus sejuk, membelai dedauanan yang indah nan hijau. Sunyi, namun inilah keadaan sekarang. Sudah beberapa bulan lamanya Indonesia dilanda virus yang sangat berbahaya, sudah banyak orang yang terkena virus ini. Terkadang, pada kondisi ini banyak orang yang berputus asa, namun tidak dengan Syila dan teman-temannya. Mereka masih bersemangat, semangat mereka salurkan lewat pembagian bantuan kepada orang-orang yang tidak mampu di sekitar tempat tinggal mereka dan sekaligus menghimbau masyarakat yang masih berkeliaran di luar sana. Jam telah menunjukan pukul 16.00 WIB. Syila pun segera memasukan sanitizer ke tas kecilnya dan memakai maker sebagai pencegahan yang paling utama. Setelah itu ia pun langsung berangkat menuju tempat basecamp teman-temannya. Setelah ia sampai di tempat tujuan, Syila langsung melihat semua teman-temannya yang sedang sibuk menyiapkan sumbangan untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Saat berkumpul disina, teman-temannya masih menerapkan protoc...

KIPAYAH

Tepat Pukul 05.00 WIB. Aku bangun melaksanakan seperti biasanya, namun pada hari ini adalah hari dimana aku harus meninggalkan rumah, kenapa? Ya... Karena aku harus pergi berangkat ke pesantren. Sebenarnya sih aku tidak setuju, tapi setelah apa yang papah ucapkan sontak membuatku setuju. "Kalau kamu menolak, mau siapa nanti yang menyelamatkan papah sama mamah di akhirat?". Sebagai seorang anak, aku nggak mau menjadi beban orang tua, apalagi di akhirat kelak, mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatanku di dunia. Perlahan aku pun mencoba harus bisa menerima.  Oh iya aku lupa memberi tahu namaku, aku DARA, aku baru lulus Smp dan sekarang aku beda dengan semua teman - teman yang dimana, mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang Sma/k. Sedangkan aku beda sendiri. Tidak apa lah. Agak siang kami langsung berangkat, mamah membawakan barang - barang miliku yang sudah disiapkan tadi malam, kami pun langsung memulai perjalanan. Cukup jauh siih sampai memakan waktu 1 jam untuk sampai...

Siapakah wanita itu?

Benar kata Pak Pramoedya Ananta, Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri. Seseorang juga pernah berkata bahwa kebebasan adalah salah satu kunci dari kebahagiaan. Panas terik matahari seakan menyambut kulitku dengan ganasnya ketika aku keluar dari area Bastakia Quarter, salah satu tempat wisata yang harus aku datangi saat sedang berkunjung ke Negara Uni Emirat Arab. Bastakia Quarter adalah sebuah kota tua yang memiliki banyak sekali museum-museum cantik dan dapat memanjakan mata siapa pun yang melihatnya, terutama di daerah Al Fahidi. Dengan dipenuhi oleh bangunan dan gedung gedung tua yang mempunyai arsitektur kuno unik seakan menambah daya tarik kota ini. Setelah puas mengelilingi kota Bastakia Quarter, rencananya aku akan kembali ke hotel untuk membersihkan badan dan nanti  sore aku akan mengunjungi Menara tertinggi di dunia, apalagi kalau bukan Menara Burj Khalifa. Saat aku masuk kedalam salah satu hotel, sang r...

Nurdin, Laki-laki Tanpa Asa

Terang bulan. Sekampung sudah tenggelam dalam lautan mimpinya masing-masing, terdengar juga sayup-sayup orang yang mengaji. Seperti biasa Nurdin berjalan dengan sempoyongan, melewati jalan kampung yang amat sepi. Sudah biasa ia pulang menjelang dini hari, pulang dari tempat tongkrongannya, sehabis minum dan bermain kartu. Dengan keadaannya yang setengah mabuk, di sepanjang jalan Nurdin meracau tidak jelas. "Bu, aku pulang," katanya.  *** Byur! Nurdin tersentak, ia terbangun dari tidurnya. Seseorang menyiramnya dengan air. "Ya, Allah, Din. Kukira kau itu gembel!" gerutu Mak Tin, ibu-ibu pemilik warung yang tempatnya ditiduri oleh Nurdin. Nurdin hanya mendengkus. Ia mengusap wajahnya yang basah terkena air. "Kau tuh, masih bujang, Din. Cari kerjalah sana, jangan asik main kartu  saja!" omel Mak Tin pada Nurdin.  Nurdin memutar bola matanya malas. "Urus saja daganganmu, Mak," ucap Nurdin seraya beranjak pergi meninggalkan warung Mak Tin. Mak Tin han...